Sabtu, 26 November 2011

Majelis Taklim Radal.

Majelis taklim kecik2an. Penutupan sementaro pd bulan Syakban yll, pengajian yg beranggotake 11 jamaah bergiliran jadi tuan ruma setiap minggu, la aktif sejak 7 tahun yll.
 
 

Milad nikah 39 th.




Alhamdulillah, berpose tua bersama selepas Dzhuhur berjamaah, 26 Nov 2011.

Rabu, 02 November 2011

Nabathean- Petra. Yordania.



Mac Gregory Yves
Petra (dari πέτρα petra, "batu" dalam bahasa Yunani; bahasa Arab: البتراء, al-Bitrā) adalah sebuah situs arkeologikal di Yordania, terletak di dataran rendah di antara gunung-gunung yang membentuk sayap timur Wadi Araba, lembah besar yang b...erawal dari Laut Mati sampai Teluk Aqaba.
Salah satu dari 7 keajaiban dunia yang baru adalah Petra. Penetapan tujuh keajaiban dunia itu merupakan pilihan dari 100 juta orang di seluruh dunia lewat situs internet dan pesan singkat (SMS) telepon seluler, yang diadakan oleh Swiss Foundation, serta diumumkan di Lisbon, Portugal, pada 07-07-07 alias 7 Juli 2007.

Petra adalah kota yang didirikan dengan memahat dinding-dinding batu di Yordania. Petra berasal dari bahasa Yunani yang berarti 'batu'. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan.

Kata ini merujuk pada bangunan kotanya yang terbuat dari batu-batu di Wadi Araba, sebuah lembah bercadas di Yordania. Kota ini didirikan dengan menggali dan mengukir cadas setinggi 40 meter.

Petra merupakan ibukota kerajaan Nabatean. Didirikan sembilan tahun sebelum Masehi sampai dengan tahun ke-40 M oleh Raja Aretas IV sebagai kota yang sulit untuk ditembus musuh dan aman dari bencana alam seperti badai pasir.

Suku Nabatean membangun Petra dengan sistem pengairan yang luar biasa rumit. Terdapat terowongan air dan bilik air yang menyalurkan air bersih ke kota, sehingga mencegah banjir mendadak. Mereka juga memiliki teknologi hidrolik untuk mengangkat air.

Terdapat juga sebuah teater yang mampu menampung 4.000 orang. Kini, Istana Makam Hellenistis yang memiliki tinggi 42 meter masih berdiri impresif di sana.
Petra yang bisa ditempuh sekitar 3-5 jam perjalanan darat dari kota Amman, Yordania, dulu adalah ibukota suku Nabatean, salah satu rumpun bangsa Arab yang hidup sebelum masuknya bangsa Romawi.

Sebenarnya, asal usul suku Nabatean tak diketahui pasti. Mereka dikenal sebagai suku pengembara yang berkelana ke berbagai penjuru dengan kawanan unta dan domba.

Warga Petra awal adalah penyembah berhala. Dewa utama mereka adalah Dushara, yang disembah dalam bentuk batu berwarna hitam dan berbentuk tak beraturan. Dushara disembah berdampingan dengan Allat, dewi Bangsa Arab kuno.

Mereka sangat mahir dalam membuat tangki air bawah tanah untuk mengumpulkan air bersih yang bisa digunakan saat mereka bepergian jauh. Sehingga, di mana pun mereka berada, mereka bisa membuat galian untuk saluran air guna memenuhi kebutuhan mereka akan air bersih.

Di akhir abad ke-4 Sebelum Masehi, berkembangnya dunia perdagangan membuat suku Nabatean memberanikan diri mulai ikut dalam perdaganan dunia. Rute perdagangan dunia mulai tumbuh subur di bagian selatan Yordania dan selatan Laut Mati. Mereka lalu memanfaatkan posisi tempat tinggal mereka yang strategis itu sebagai salah satu rute perdagangan dunia.

Suku Nabatean akhirnya bisa menjadi para saudagar yang sukses, dengan berdagang dupa, rempah-rempah, dan gading yang antara lain berasal dari Arab bagian selatan dan India timur.

Letak yang strategis untuk mengembangkan usaha dan hidup, serta aman untuk melindungi diri dari orang asing itulah alasan suku Nabatean memutuskan untuk menetap di wilayah batu karang Petra.

Untuk mempertahankan kemakmuran yang telah diraih, mereka memungut bea cukai dan pajak kepada para pedagang setempat atau dari luar yang masuk ke sana. Suku Nabatean akhirnya berhasil membuat kota internasional yang unik dan tak biasa.

Pada awalnya Petra dibangun untuk tujuan pertahanan. Namun belakangan, kota ini dipadati puluhan ribu warga sehingga berkembang menjadi kota perdagangan karena terletak di jalur distribusi barang antara Eropa dan Timur Tengah.

Pada tahun 106 Masehi, Romawi mencaplok Petra, sehingga peran jalur perdagangannya melemah. Sekitar tahun 700 M, sistem hidrolik dan beberapa bangunan utamanya hancur menjadi puing. Petra pun perlahan menghilang dari peta bumi saat itu dan tinggal legenda.

Barulah pada tahun 1812, petualang Swiss, Johann Burckhardt memasuki kota itu dengan menyamar sebagai seorang muslim. Legenda Petra pun meruak kembali di zaman modern, dikenang sebagai simbol teknik dan pertahanan.
Petra di Yordania, adalah situs purbakala. Petra dikelilingi gunung. Di sini ada gunung setinggi 1.350 meter dari permukaan laut. Inilah kawasan tertinggi di areal ini yang disebut Gunung Harun (Jabal Harun) atau Gunung Hor atau El-Barra.

Gunung Harun paling sering dikunjungi orang. Para pengunjung percaya, di puncak Jabal Harun inilah, Nabi Harun meninggal dan dimakamkan oleh Nabi Musa.

Di abad ke-14 Masehi, sebuah masjid dibangun di sini dengan kubah berwarna putih yang terlihat dari berbagai area di sekitar Petra. Harun tiba di wilayah Yordania sekarang ketika mendampingi Nabi Musa membawa umatnya keluar dari Mesir dari kejaran Raja Fir'aun.

Di abad ke-1 Sebelum Masehi, Kerajaan Nabataea yang kaya dan kuat, menjangkau wilayah Damaskus di utara dan Laut Mati di selatan. Saat itu, Petra telah didiami sekitar 30 ribu penduduk. Di masa itulah dibangun kuil agung.

Tahun 100-an Masehi, Romawi pernah menguasai wilayah ini. Arsitektur di Petra pun terpengaruhi arsitektur Romawi.

Pada 600 Masehi di Petra dibangun gereja. Abad ke-7 Masehi, Islam hadir, dan pada abad ke-14, makam Nabi Harun di Jabal Harun menjadi tempat keramat dari umat Islam, selain kaum Yahudi dan Kristiani.

Saat berusia 10 tahun, Nabi Muhammad pernah berkunjung ke gunung ini bersama pamannya.

Setelah Perang Salib di abad ke-12, Petra sempat menjadi 'kota yang hilang' selama lebih dari 500 tahun (lost city). Hanya penduduk lokal (suku Badui) di wilayah Arab yang mengenalnya.

Selasa, 01 November 2011

Uud (H Suhud Achmad bin Rais Willadirana) wafat.



21 Oktober 2011 sepulang dari Bandung, dengan terburu karena jarak tempuh yang panjang berhasil sampai ke kamar 8206 RSJN Harapan Kita tempat Uud dirawat sekira 3 menit sebelum jam 21. Tampak Uud tengah dibantu oleh tim medis dengan peralatan monitor jantung yang menempel didadanya. Dari tanda2 didada tampaknya sudah dilakukan defibrilasi, lalu sampai saat terakhir dilakukan pemompaan udara dengan selang ke paru2 melalui mulut. Innalillahi wa innailaihi raji'un, Uud berpulang menghadap kepada Allah SWT. sekira jam 21.10 waktu jam dinding RS. Klo menurut penanda waktu hp abah, jam 21.18. Sementara kata dokter Anita jam 21, dalam usia 61, 22 Desember 1950 - 21 Oktober 2011.

Sejak Kamis sore bakdal 'Ashar abah menyetir Vios menuju Bandung buat perbaikan AC di Jl Naripan 34, yang direkomen Aip yang sukses perbaikan di th 2005 sejak awalnya ada kerusakan selang kondenser yang tak terdeteksi menyebabkan freon bocor. Abah Enin Mus langsung menuju kediaman Neni Andriani, teman fb yang berasal dari Dukuh Linggajati Cilimus Kuningan. Semalaman itu abah gelisah gak bisa tidur.
Kemarin pagi abah menelepon hp Uud tapi tak direspon. Siangnya abah menerima call, yang dari kualitas Vokal terasa klo semangat dan kesehatan membaik. Tidur nyenyak, makan enak, program fisioterapi masih dijalani seminggu 3x. Ketika ditanya posisi, Uud mengabarkan call dari rumah. Iya sih diperawatan RSJN Harapan Kita seminggu yang lalu Uud dan Ida pernah menyatakan merasa malu bulak balik dirawat di RS. Meski wanti2 abah berpesan jangan merasa malu, karena ini semua resiko kehidupan. Kita beradik kakak, apapun yang terjadi segera kabari. Agar tak menjadi sesalan dikemudian hari.


Jum'at pagi jam 7.15 abah menyetir Vios menuju Bandung kota, mana terjebak macet di jalan keluar komplek Antapani menuju jl Jakarta. Abah lakukan setting GPS tapi tak berhasil karena belum tau nomer alamat PT Masayu Kiagoos itu. Baru berhasil dilakukan setting saat menunggu jemputan Atep di perempatan jl Cendana yang lalu menuntun kearah lokasi PT Masayu. Jam 7.30 Vios langsung masuk bengkel dengan no pelayanan 4. Sementara menunggu pemeriksaan dan pendataan biaya, sekira jam 9 masuk sms dari Ozie yang mengabarkan klo Uud dirawat di RSJN Harapan Kita. Abah menjawab sms "Mks. Lagi di Bandung." 4x tapi gagal kirim. Padahal kirim sms dari Antapani okay2 aja. Atep mengambil Honda Civic 1982 lalu mengangkut abah enin menuju kerumahnya di Cijolang Mandiri agar bisa istirahat, sementara Mus memilih tetap di bengkel. Bahna cape abah ketiduran, baru bangun dan shalat Dhuhur sekira jam 14. Kemudian kembali ke bengkel karena dikhabarkan sudah selesai tinggal finishing-touch aja. Setelah ikut 'Ashar dan membayar biaya perbaikan, sekira jam 15.30 kami bertiga langsung menuju Jakarta yang kali ini disupiri Mus.


Merasa lapar kami mampir ke alun2 makan mie kocok, lalu lakukan ziarah Masjid Raya Bandung. Setelah itu langsung pulang ke Jakarta via Cipularang. Sesampai Bekasi sempat terpikir mau ajak Mus langsung ke RS besuk Uud, tapi karena pertimbangan kepentingan pasien, maka diputuskan besok pagi aja besuknya. Mus juga tentu dah cape kurang tidur mungkin juga kurang makan. Ketika Vios meliwati ramp Gunung Putri, masuk sms Ozie, "Kata Iis, kak Uud gawat. Harap maklum." Membaca itu abah langsung call Ozie yang dijawab sembari terisak lalu memutuskan hub. Abah memaklumi, lalu meminta Mus agar menuju RSJN Harapan Kita dengan memutar di ramp Citeureup. Menghadapi macet di Slipi mana salah masuk jalan, sempat masuk call dari Ozie, "Ya Allah, Maaan." Bisa dimaklumi saat itu Ozie dan Yaya yang berlaku sebagai wakil keluarga Rais Willadirana, ayahnda Uud dan kami Eman, Didi, Uud, Toto, Ozie, Yaya.

Hari sabtu 22 Oktober 2011 jam 10 telah dilakukan pemakaman Uud ditumpang ke makam Apa Rais Willadirana dan Mimih Srikanti bt Karadimulia.